Selasa, 29 Januari 2013


Adab menuntut ilmu Presentation Transcript

  • 1. • Mencari ilmu merupakan satu kewajiban dari Allah kepada setiap muslim. Sehingga mencari ilmu pada hakikatnya adalah salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah swt. Tujuan mencari ilmu janganlah untuk mendapat kenikmatan duniawi semata atau untuk berdebat dengan orang bodoh. Tetapi, harus karena ingin mendapat keridhaan Allah swt. Siapa saja yang mencari ilmu dengan tujuan selain karena Allah swt maka telah disiapkan untuknya neraka Allah swt.
  • 2. • Sesungguhnya Allah swt sangat suka kepada orang yang melakukan sesuatu pekerjaan dengan tekun (bersungguh- sungguh). Di samping itu, hendaklah kita bertawakkal hanya kepada Allah swt. dalam segala hal, terutama dalam masalah menuntut ilmu, karena kita hanyalah seorang hamba yang mampu berusaha tetapi Allahlah yang menentukan segalanya.
  • 3. • Maksiat adalah salah satu sebab seorang pelajar itu susah untuk menerima, memahami dan mengamalkan sesuatu ilmu. Seorang pelajar perlulah berusaha semampu mungkin untuk menghindarkan dirinya dari maksiat apapun. Jika ia melakukan maksiat secara tidak sengaja maka segeralah bertaubat kepada Allah swt. Orang yang sempurna bukan orang yang tidak pernah melakukan maksiat tetapi orang yang sempurna ialah orang yang apabila ia melakukan maksiat ia segera bertaubat kepada Allah swt.
  • 4. • Kawan berperan sangat penting bagi orang yang hendak menuntut ilmu. Kita akan mudah terpengaruh dengan akhlak kawan, sekiranya kita memilih kawan yang shalih mudah-mudahan kita akan menjadi insan yang shalih juga. Sebaliknya, kawan yang berakhlak buruk pasti akan mengajak kita melakukan keburukan pula.
  • 5. • Kita tidak akan melakukan sesuatu maksiat di saat kita mengingati Allah swt. Zikir juga akan memberi ketenangan kepada jiwa kita. Apabila jiwa kita tenang maka segalah masalah akan dapat diselesaikan dengan baik. Zikir juga menjadi salah satu sebab hati kita lembut sehingga mudah menerima, memahami dan mengamalkan ilmu-ilmu yang diberikan.
  • 6. • Menghormati diri sendiri dan orang lain. Banyak orang yang bisa menghormati orang lain tetapi tidak banyak orang yang mampu menghormati diri sendiri seperti tidak melakukan perkara-perkara yang bisa merusak badan, ruh dan akal. Menghormati orang lain adalah dengan cara mencegah perkataan dan perbuatan kita yang dapat menyakiti orang lain.
  • 7. • Doa ibu dan ayah sangat berpengaruh dan penting dalam kesuksesan seorang pelajar. Doa yang tidak akan ditolak oleh Allah swt ada tiga golongan, yaitu doa orang yang dizalimi, doa ibu dan ayah kepada anaknya, dan doa orang musafir. Karena itu, selalulah melakukan kebaikan kepada kedua orang tua kita agar mereka berkenan mendoakan yang baik-baik pula
  • 8. • Seorang pelajar wajib menghormati gurunya untuk mendapat keberkahan dalam hidupnya. Gurulah yang berkorban untuk menjadikan kita seorang yang berilmu pengetahuan sehingga dapat memasuki menara gading (posisi dan kedudukan terbaik) dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Jika berbicara dengan guru, berbicaralah dengan bahasa yang sopan dan suara yang wajar. Jangan
  • 9. • Beramal dengan ilmu yang dipelajari. Allah amat murka kepada mereka yang mempunyai ilmu tetapi tidak mengamalkannya. Ilmu yang tidak diamal ibarat pohon yang tidak berbuah. Mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain adalah salah satu bentuk pengamalan sebuah ilmu. Jika ilmu tidak diamalkan, maka pelan-pelan ilmu itu akan hilang dari diri kita sehingga menyebabkan kita 
ADAB TIDUR

1. Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
2. Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710) “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
4. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
5. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain: a) Membaca ayat kursi. b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh. c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)
6. Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut: “Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.” “Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)
7. Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa “laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.” “Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)
8. Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut: “A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.” “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
9. Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)
10. Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)
11. Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu: “Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.” “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)
12. Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
13. Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
14. Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
15. Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan “Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
16. Bersiwak. “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
17. Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
18. Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)
19. Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)
20. Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
21. Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
22. Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)

. Adab sebelum makan
* Makan dan minum dari yang halal dan baik, menghindarkan dari yang haram dan meragukan. Allah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah olehmu dari (sesuatu) yang baik yang Kami anugerahkan padamu.” (Al-Baqarah: 172).
* Makan dan minum dengan niat untuk menguatkan diri dalam beribadah kepada Allah, agar mendapatkan pahala atas apa yang dimakan dan diminumnya. Karena, sesuatu yang mubah apabila diniati baik maka akan menjadi sebuah ketaatan yang menghasilkan pahala bagi seorang muslim.
* Mencuci tangan sebelum makan apabila ada kotoran di tangannya atau masih belum yakin dengan kebesihan tangannya.
* Meletakkan makanan di atas sufrah (alas) tempat makanan dan ditelakkan di atas lantai atau tanah, tidak di atas meja makan. Ini lebih mendekatkan kepada sikap merendahkan hati (tawadhu’) di dalam menerima nikmat Allah, sebagaimana Anas radhiallahu anhu menjelaskan: “Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tidak makan di atas meja dan tidak pula di mangkok.” (HR. Al-Bukhari).
* Duduk dengan sopan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam yang artinya: “Aku tidak makan dengan bertelekan/bersandar, sesungguhnya aku seorang hamba, aku makan sebagaimana seorang hamba makan dan aku duduk sebagaimana seorang hamba duduk.” (HR. Al-Bukhari).
* Meridhai makanan yang ada, tidak mencaci dan mencela makanan. Apabila menyukainya dimakan, dan apabila tidak ditinggalkan. Abu Hurairah radhiallahu anhu menjelaskan: “Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tidak pernah mencela makanan, apabila beliau menyukainya ingin beliau memakannya, jika tidak suka , beliau meninggalkannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
* Makan bersama-sama, dengan tamu atau dengan isteri dan anaknya, atau dengan pembantunya. Dalam sebuah riwayat: “Berkumpullah kamu sekalian dalam makananmu, niscaya diberkahi kamu sekalian di dalamnya.” (Abu Daud dan At-Tirmidzi, dengan sa-nad hasan karena banyak syahid-nya.)
B. Adab di saat bersantap
* Memulai makan atau minum dengan mengucapkan basmalah, sesuai sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam yang artinya : “Apabila salah satu di antara kamu akan makan, maka sebutlah nama Allah Ta’ala. Apabila ia lupa menyebut nama Allah Ta’ala (di permulaannya), maka sebutlah nama Allah dengan meng-ucapkan, ‘Bismillahi awwalahu wa akhirahu’.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, ia katakan hasan shahih).
* Mengakhiri makan dengan mengucapkan alhamdulillah, sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasalam mengajarkannya: “Barangsiapa yang selesai makan mengucapkan,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ

‘Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) yang telah memberi makan kepadaku, dan telah memberiku rizki dengan tanpa adanya kemampuan dan kekuatan dariku’, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. At-Tirmidzi, ia katakan hasan shahih).

Atau membaca doa-doa lain yang pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dalam sunnah-sunnahnya yang shahih.
* Makan dengan tiga jari tangan kanannya, mengecilkan suapan, dan memakan yang paling dekat dengannya, tidak dari tengah piring, sebagaimnana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam kepada Amr bin Salamah yang artinya :
“Hai bocah, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang di dekatmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain Rasulllah shallallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya : “Berkah itu turun di tengah makanan, maka makanlah kamu sekalian dari pinggirnya dan janganlah kalian makan dari tengahnya.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, ia katakan hasan shahih).
Termasuk sunnah Rasul shallallahu alaihi wasalam , yaitu makan dengan jari, bila memungkinkan makanan itu dimakan dengan tiga jari, apabila tidak mungkin karena termasuk makanan yang berair boleh dimakan dengan mamakai sendok.
* Apabila makanan yang ia makan terjatuh, sebaiknya diambil dan dibersihkan dari kotoran, lalu dimakan setelah bersih. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya : “Apabila sepotong makananmu jatuh, maka ambillah dan bersihkanlah apabila ada bagian yang kotor, kemudian makanlah (setelah bersih), jangan membiarkan makanan itu diambil oleh syaitan.” (HR. Muslim).
* Mengunyah dengan baik dan menjilat jari tangannya dari bekas makanan. Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam , dari Ka’ab radhiallahu anhu , ia berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasalam makan dengan menggunakan tiga jari dan tatkala selesai beliau menjilat ketiga jarinya itu.”(HR. Muslim).
* Menghindari makan terlalu kenyang, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam yang artinya : “Tidaklah anak Adam memenuhi suatu bejana yang lebih buruk daripada memenuhi perutnya. Cukuplah bagi anak Adam dengan beberapa suap untuk menopang punggungnya. Apabila tidak bisa, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i, hasan shahih).
* Tidak meniup/bernafas di dalam makanan yang panas, tidak memakannya kecuali makanan itu telah dingin, dan tidak bernafas di dalam tempat minum, namun bernafas di luarnya tiga kali. Anas menjelaskan, “bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bernafas tiga kali di saat beliau minum”. Dalam riwayat lain dijelaskan, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma , ia berkata: “Bahwasanya Rasulullah melarang bernafas di dalam tempat minum atau meniup di dalamnya.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Bukhari dengan lafazh lain).
* Tidak minum dengan sekaligus habis. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma , Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya : “Kalian jangan minum (segelas dihabiskan) sekaligus seperti unta, tetapi minumlah dua atau tiga kali, dan sebelumnya hendaklah membaca basmalah, kemudian sesudahnya membaca alhamdulillah.” (HR. At-Tirmidzi dan ia katakan, hasan shahih).
* Tidak minum langsung dari mulut teko/poci (makruh hukumnya). Dari Abu Hurairah radiallahuanhu, ia berkata: “Rasulullah melarang seseorang minum dari mulut tempat minuman atau teko.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Itulah di antara adab-adab makan dan minum yang bisa kita laksanakan sebagai wujud dari kecintaan kita kepada sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam .
Sumber : buletin An-Nur 7 April 2004

ADAB MENCUCI

1. Hendaknya mencuci di air yang mengalir
2. Pisahkan pakaian yang terkena najis dan pakaian yang tidak terkena najis.
3. Cucilah dulu pakaian yang terkena najis sampai hilang bau dan warnanya
4. Usahakan basuh pakaian hingga 3x ganti air, agar najis yang menempel benar-benar hilang.
5. Jangan jemur pakaian dalam kita di luar yang dilalui orang banyak, karena itu juga termasuk aurat kita.
6. Usahakan mencuci sendiri celana / pakaian dalam kita dan suami.
Sumber : http://takaza.blogspot.com

Adab Betamu dan Menerima Tamu

1. Adab Bertamu
       Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali silaturahmi , persahabatan dan persaudaraan yang di anjurkan oleh islam. Islam memberikan kebebasan kepada umatnya untuk bertamu. Meskipun demikian, dalam bertamu perlu adanya tata cara dalam bertamu. Islam telah memberi bimbingan dalam bertamu yaitu : jangan bertamu pada tiga waktu Aurat. Tiga waktu Aurat tersebut adalah Sehabis luhur, Sesudah Isha, dan Sebelum Subuh. ketiga waktu tersebut dikatakan sebagai waktu aurat karen waktu itu biasanya di gunakan untuk beristirahat melepas lelah. 

2. Cara- cara Bertamu
Cara-cara bertamu yang baik menurut Islam yaitu :
  • Berpakaian yang rapi dan pantas.   
  • Memberi Isyarat dan Salam ketika datang.
  • Janganlah mengintip ke dalam rumah.
  • Minta Izin masuk maksimal sebanyak 3 kali.
  • Memperkenalkan diri sebelum masuk.
  • Tamu laki-laki dilarang datang kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita.
  • Masuk dan Duduk dengan Sopan.
  • Menerima jamuan tuan rumah denagn senang hati.
  • Mulailah makan dengan membaca basmalah dan akhiri dengan membaca hamdalah.
  • Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan janganlah memilih.
  • Bersihkan piring, jangan biarkan sisa makanan berceceran.
  • Lama waktu bertemu maksimal tiga hari tiga malam.
  • Segeralah pulang setelah urusan selesai. 
 
3 . Adab Menerima Tamu
     Sebagai agama yang sempurna islam juga memberi tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian dengan pentingnya masalah ini (Menerima tamu) Sehingaa Rosululloh saw. menjadikan tolak ukur kesempurnaah iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu. Rosululloh saw bersabda : "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya."  (H.R. Bukhari).
 
Adapun Cara- cara Menerima Tamu Yang Baik yaitu :
  1. Berpakaian yang pantas.
  2. Menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik.
  3. Menjamu tamu sesuai kemampuan.
  4. Tidak perlu mengada -adakan.
  5. Lama Waktu.
  6. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang.
  7. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk ke dalam rumah tanpa izin suaminya.
 
Akhirnya udah selesai matei tentang Adab Bertamu dan Menerima Tamu.. Giman materinya udah jelas atau kurang jelas ataupun ada tulisan yang nga jelsa ???  okedehh saya akhiri saja Semoga apa yang saya sampaikan dapat memberi manfaat buat kalian semua dan jika ada tutur kata yang kurang berkenang di hati kalian saya minta maaf yang sebesar- besarnya akhir kata Wasalamualaikum Wr. Wb.    
 
By Galedeg ------